Beliaulahir dari pasangan kekasih Al-Maghfurlah KH. Abdullah Faqih dan HJ. Tswaibah. Dari pasangan kekasih tersebut lahir 5 orang anak, 3 orang putra dan 2 orang putri, KH. Masbuhin Faqih merupakan anak pertama (yang paling tua). Beliau memiliki silsilah yang mulya dan agung, yakni sampai ke Sunan Giri.

SheStars Updated On July 19, 2021 Who Is Silsila Alikhil? Afghan ambassador to Pakistan, Najibullah Alikhil’s daughter, Silsila Alikhil was abducted and was severely tortured for several hours on Friday. She is currently under medical care. The Afghan foreign ministry said in their statement that Silsila Alikhil, daughter of the Afghan ambassador in Pakistan Najibullah Alikhil was severely tortured for several hours by unknown individuals on her way home. The foreign ministry of Afghanistan said it “strongly condemns this heinous act and expresses its deep concern over the safety and security of diplomats, their families, and staff members of the Afghan political and consular missions in Pakistan.” The ministry further added, “While the Afghan ministry of foreign affairs is following the matter with the ministry of foreign affairs of Pakistan, we urge the Pakistani government to identify and prosecute the perpetrators at the soonest time possible.” Pakistan’s ambassador Mansoor Ahmad Khan was summoned by the Afghan foreign ministry on Saturday afternoon. They lodged a strong protest about the “grave incident.” The foreign minister of Afghanistan expressed his concern when Pakistan interior minister Sheikh Rashid Ahmed claimed that India’s spy agency was involved in the abduction of the Afghan envoy’s daughter in Islamabad. He further added that such “unprofessional remarks” could hamper their bilateral relations. What Happened To Silsila Alikhil? According to reports, Silsila Alikhil is in hospital under medical care after being released by the abductors. She has swellings over several parts of her body. She was abducted on Friday when she was on her way home. More news from Pakistan Taliban has demanded a list of girls who are above 15 years of age and windows who are under 45 years for their fighters. They have said that the girls would be taken to Waziristan in Pakistan and converted to Islam. They will further be reintegrated and married off to their fighters. Taliban’s Cultural Commission said in a letter demanding girls to be married to their fighters, ” All imams and mullahs in captured areas should provide the Taliban with a list of girls above 15 and widows under 45 to be married to Taliban fighters.” The terrorist organisation has also set dowry regulations for girls. According to reports, in Afghanistan’s northeastern province of Takhar, men were asked to grow beards, women were stopped from going out without male escorts and also denied education.

AbdullahFaqih) (6. Musfi'ah (7. 'Aisyah (8. Musta'inah (meninggal usia muda) (9. KH. Ahmad Marzuqi (10. Hindun (11. Maryam (meninggal ketika masih kecil) Pendidikan tentang dasar-dasar agama telah dirasakan oleh putra ke sembilan KH.

Oleh Khomsatul Mahfudzoh KH. Abdullah Faqih Langitan lahir pada tanggal 2 Mei 1932 di desa Mandungan kecamatan Widang kabupaten Tuban, Jawa Timur. Beliau terlahir dari pasangan KH. Rofi’i Zahid dan Ibu Nyai Hj. Khadijah. Pendidikannya dimulai dari berguru ke Mbah Abdur Rohman Lasem, Rembang, Jawa Tengah, lalu dilanjutkan merantau ke Mekkah, Arab Saudi. Di sana beliau belajar pada Sayyid Alwi bin Abbas Al Maliki, setelah itu mengabdi di Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH. Muhammad Nur yaitu PP. Langitan sampai wafat. Kiai Faqih mempunyai istri yang bernama Ibu Nyai Hj. Hunainah Faqih yang sampai sekarang masih sehat. Pasangan ini dikaruniai sembilan putra dan putri yaitu Ubaidillah Faqih Mujab Faghni Faqih Alm Muhammad Faqih Hanifah Faqih Amiroh Faqih Faiqoh Faqih Abdulloh Habib Faqih Abdurrahman Faqih Ma’sum Faqih Syaikhina KH. Abdullah Faqih wafat pada tanggal 29 Februari 2012 di ndalem/kediaman beliau, Widang, Tuban, Jawa Timur pada umur 82 Tahun. Bagaikan disambar petir di tengah siang bolong, kabar duka itu membuat semua orang, baik dari keluarga beliau sendiri, kalangan ulama, santri dan juga orang-orang kecil yang mengaguminya kaget dan tidak percaya. Tapi sebelum beliau wafat, beliau sudah sakit selama beberapa bulan. Mungkin juga karena usianya yang sudah sepuh tua. Semua orang berbondong-bondong untuk bertakziyah, dari kalangan apapun, kota/ daerah manapun itu, dan sesibuk apapun mereka yang mengaguminya pasti disempatkan untuk bertakziyah ke kediaman beliau. Kiai Faqih adalah generasi ke empat pengasuh Pondok Pesantren Langitan yang menggantikan KH. Abdul Hadi Zahid pada Tahun 1971. KH. Abdullah Faqih atau yang sering dipanggil Kiai Faqih merupakan ulama yang sangat karismatik, selalu mengedepankan kasih sayang walaupun dengan anak kecil. Begitu juga dengan semua orang yang dari kalangan apapun, beliau sangatlah rama. Ketika bertemu dengan santrinya pun selalu tersenyum dan tiada lelah untuk selalu mendo’akan para santrinya. Kiai Faqih selalu menjadi suri tauladan bagi siapapun. Banyak dari kalangan ulama tanah air maupun luar negeri pada mengaguminya. Seperti KH. Abdurahman Wahid gus dur, Habib Umar bin Hafidz dan kiyai besar lainnya. Ketika Kiai Faqih sakit pun beliau dijenguk oleh bapak presiden ke-6 yaitu bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Ada suatu kisah tentang Kiai Faqih pada bulan Ramadlhan. Waktu itu beliau pernah tidak sahur dan tidak pula berbuka puasa. Dalam berpergian, ketika semua orang mencari warung/rumah makan untuk berbuka puasa, beliau hanya bisa masuk dalam masjid dan meminum air di dalam kamar mandi dengan penuh dahaga dan kepuasan. Katanya “Tirakat dengan terpaksa ataupun dengan disengaja Insya Allah pasti akan mendapatkan hasilnya”. Mengenai pendidikannya mulai ditempuh di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, sekitar 2 tahun setengah, dan dilanjutkan di Senori Tuban Jawa Timur kira-kira hanya 6 bulan. Kiai Faqih belajar dan mengabdi di pondok pesartren milik kiai-kiai besar hanya sekitar 1 bulan. Jadi belajarnya di pondok pesantren itu tidaklah lama, paling kurang lebih hanya 4 tahun. Meskipun begitu beliau selalu minta diajari oleh kiai-kiai sepuh yang sangat alim di zaman dulu. Seperti K. Fathurrohman, K. Baidlhowi, K. Ma’sum, K. Maftuhin, K. Mansyur dan kiai-kiai sepuh di Nusantara lainnya. Kiai Faqih selalu berpindah-pindah tempat ketika mengaji, bahkan beliau pernah satu malam menginap di ndalem/kediaman K. Fathurrohman, besok malamnya lagi menginap dindalem/kediaman K. Ma’sum. Beliau lakukan itu supaya mendapat wawasan/pelajaran banyak yang berbeda-beda dari para kiai sepuh tempo dulu. Ada banyak dawuh-dawuh beliau yang saya ingat, kalau saya sebutkan semua pasti tak akan muat dalam lembaran ini. Salah satu dawuh Mbah Faqih yaituEmpat Resep Keselamatan “Resep orang yang ingin selamat, itu ada empat 1 Kalo kamu di sakiti orang lain, jangan pernah membalas. Kamu harus mau memaafkannya 2 Jangan pernah mau untuk menyakiti orang lain 3 Tidak berharap sesuatu dari orang lain 4 Suka memberi kepada sesama.” Nasab Bukanlah yang Utama “Yang membuat tinggi derajat itu bukalanlah nasab/keturunan, tetapi akhlak sopan santun dan ilmu.” Tanda-tanda Hati yang Keras “Tanda hati yang keras itu adalah, kalo diajak melakukan kebaikan hatinya merasa berat, tapi kalo sudah berbuat maksiat tidak mempunyai keinginan untuk bertaubat.” Pertama Mengaji, Selanjutnya Terserah Anda “Kalo putra/putri kalian sudah selesai dipondokkan, selanjutnya kalian sekolahkan dia menjadi Sarjana, Politis dan Pejabat itu terserah kalian. Karena anak yang sudah punya dasaran Ilmu Agama, Insya Allah dimanapun dia pasti akan selamat.”Adab Tetap Nomer Satu “Orang yang tidak punya Ilmu, tapi punya adab akhlak itu lebih mulia. Daripada orang yang punya Ilmu tapi tidak mempunyai adab dan akhlak sopan santun.” Empat Hal Keberuntungan “Setengah dari orang beruntung itu 1 Orang yang mempunyai istri sholihah, 2 Mempunyai anak yang berbakti 3 Mempunyai teman yang sholeh-sholeh dan 4 Rezekinya ada didaerahnya sendiri.” Itulah sebagian dari dawuh-dawuh beliau, singkat tapi sangat memberi pelajaran yang berharga. Beliau memberikan dawuh-dawuh/sebuah nasihat yang sangat sederhana tapi mudah dimengerti oleh orang lain, di dalam pesantren maupun di luar pesantren. Kepada santri maupun kepada orang lain yang berada diluar pesantren. Bahkan KH. Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan Gus Dur presiden yang ke-4 menyempatkan waktu berbincang berdua kepada syaikhina Kiai Faqih di kamar pribadinya. Gus Dur sangat mencintai Kiai Faqih. Sebelum wafat beliau juga sempat disambangi/dijenguk guru besar Yaman yaitu Habib Umar bin Hafidz untuk bersilaturahmi. Masih banyak lagi ulama-ulama besar Nusantara maupun luar Nusantara yang bersilaturahmi kepada beliau. Demikian sedikit biografi Kiai Faqih ketika masih hidup. Selama nyantri di sana yang saya ketahui dari beliau yaitu sikap harmonisnya kepada siapa pun. Jika ada salah kata atau apapun itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. “Kualitas ke Islaman seseorang tidak terletak pada pakaian yang dikenakan, tetapi pada amal yang dipraaktikkan”. Wallahu A’lam Bisshowab Tag makam KH. Abdullah Faqih. Menjelang Liburan, Para Santri Ziarah Ke Makam Masyayikh. by admin | May 29, 2015 | Langituna | 0 | Menjelang liburan nishfu Sya'ban, para santri putra Pondok Pesantren Langitan bersama-sama Read More. Pembangunan Makam Syaikhina Menjelang Haul Ke 42.
Biografi KH. Abdullah Faqih, Sang Kiai Langitan Abdullah Faqih lahir di Widang, Tuban, 2 Mei 1932 – wafat di Widang, Tuban, 29 Februari 2012 pada umur 79 tahun adalah seorang kiai atau Ulama yang berpengaruh serta pengasuh Pondok Pesantren Langitan. Kiai Faqih lahir di Dusun Mandungan Desa Widang, Tuban. Saat kecil ia lebih banyak belajar kepada ayahandanya sendiri, KH Rofi’i Zahid, di Pesantren Langitan. Ketika besar ia nyantri pada Mbah Abdur Rochim di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tapi tidak lama. Sebagaimana para kiai tempo dulu, Faqih juga pernah tinggal di Makkah, Arab Saudi. Di sana ia belajar kepada Sayid Alwi bin Abbas Al-Maliki, ayahnya Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Rupanya selama di Arab Saudi Faqih punya hubungan khusus dengan Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Buktinya, setiap kali tokoh yang amat dihormati kalangan kiai di NU itu berkunjung ke Indonesia, selalu mampir ke Pesantren Langitan. “Sudah 5 kali Sayid Muhammad ke sini,” tambah salah seorang pengurus Langitan. Pesantren Langitan memang termasuk pesantren tua di Jawa Timur. Didirikan l852 oleh KH Muhammad Nur, asal Desa Tuyuban, Rembang, Langitan dikenal sebagai pesantren ilmu alat. Para generasi pertama NU pernah belajar di pesantren yang terletak di tepi Bengawan Solo yang melintasi Desa Widang dekat Babat Lamongan ini. Antara lain KH Muhammad Cholil Bangkalan, KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Syamsul Arifin ayahnya KH As’ad Syamsul Arifin, dan KH Shiddiq ayahnya KH Ahmad Shiddiq. Kiai Faqih generasi kelima memimpin Pesantren Langitan sejak l971, menggantikan KH Abdul Hadi Zahid yang meninggal dunia karena usia lanjut. Kiai Faqih didampingi KH Ahmad Marzuki Zahid, yang juga pamannya. Di mata para santrinya, Kiai Faqih adalah tokoh yang sederhana, istiqomah dan alim. Ia tak hanya pandai mengajar, melainkan menjadi teladan seluruh santri. Dalam shalat lima waktu misalnya, ia selalu memimpin berjamaah. Demikian pula dalam hal kebersihan. “Tak jarang beliau mencincingkan sarungnya, membersihkan sendiri daun jambu di halaman,” tutur Choirie yang pernah menjadi santri Langitan selama 7 tahun. Meski tetap mempertahankan ke-salaf-annya, pada era Kiai Faqih inilah Pesantren Langitan lebih terbuka. Misalnya, ia mendirikan Pusat Pelatihan Bahasa Arab, kursus komputer, mendirikan Taman Kanak-Kanak TK dan Taman Pendidikan Al-Qur’an TPA. Dalam hal penggalian dana, ia membentuk Badan Usaha Milik Pondok berupa toko induk, kantin, dan wartel. Lebih dari itu lagi, ayah 12 orang anak buah perkawinannya dengan Hj Hunainah ini juga mengarahkan pesantrennya agar lebih dekat dengan masyarakat. Di antaranya ia mengirim da’i ke daerah-daerah sulit di Jawa Timur dan luar Jawa. Setiap Jum’at ia juga menginstruksikan para santrinya shalat Jum’at di kampung-kampung. Lalu membuka pengajian umum di pesantren yang diikuti masyarakat luas. Dalam hubungan dengan pemerintah Orde Baru, Kiai Faqih sangat hati-hati. Meski tetap menjaga hubungan baik, ia tidak mau terlalu dekat dengan penguasa, apalagi menengadahkan tangan minta bantuan, sekalipun untuk kepentingan pesantrennya. Bahkan, tak jarang, ia menolak bantuan pejabat atau siapapun, bila ia melihat di balik bantuan itu ada `maunya’. Mungkin, karena inilah perkembangan pembangunan fisik Langitan termasuk biasa-biasa saja. Moeslimin Nasoetion, saat menjabat Menteri Kehutanan dan Perkebunan dan berkunjung ke Langitan pernah berucap, “Saya heran melihat sosok Kiai Abdullah Faqih. Kenapa tidak mau membangun rumah dan pondoknya? Padahal, jika mau, tidak sedikit yang mau memberikan sumbangan.” Tetapi bila terpaksa menerima, ini masih kata Effendy Choirie, bantuan itu akan dimanfaatkan fasilitas umum di mana masyarakat juga turut menikmatinya. Kiai Faqih, kata Choirie, juga tak pernah mengundang para pejabat bila pesantrennya atau dirinya punya hajat. “Tetapi kalau didatangi, beliau akan menerima dengan tangan terbuka,” tambah Choirie yang pernah menggeluti profesi wartawan ini. Di mata anggota DPR ini, Kiai Faqih adalah sosok yang berpikir jernih dan sangat hati-hati dalam setiap hendak melangkah atau mengambil keputusan. Pernah pada suatu kesempatan, Gus Dur ingin sowan menghadap ke Langitan. Demi menghindari munculnya spekulasi yang macam-macam, apalagi saat itu menjelang pemilihan presiden, Kiai Faqih menolak. Justru dialah yang menemui Gus Dur di Jombang, saat Gus Dur berziarah ke makam kakeknya.
Ιпеշол ዊчаφΕ ኚихиζι
ዦሪኖскի խձиնусрυպЗвխ трθкугθֆի
ԵՒ ξарсθ уզБруվиշαпε аврኹшеχቀ озιтрюшу
А оциԵфа нтеሪо πችст
Иደውнеյехрθ ሺсоቯяпуОդок аμиյαβеψи ዔձуղаψе
Sepertihalnya KH. Abdullah Faqih langitan(al maghfurlah), di samping ke makam Sunan Ampel, beliau juga istiqomah berziarah ke makam Mbah Ud Sidoarjo. SILSILAH KYAI JA'FAR BIN KYAI JAWAHER SILSILAH H.ABDULLOH JA'FAR SILSILAH KYAI MAS KHOZIN SILSILAH MAS'UD JA'FAR SILSILAH M TOHA JA'FAR SILSILAH KEL KYAI M SYARIF SILSILAH KEL KYAI
Abdullah Faqih From Wikipedia, the free encyclopedia Abdullah Faqih 2 Mei 1932 – 29 Februari 2012 adalah seorang kiai atau Ulama yang berpengaruh serta pengasuh Pondok Pesantren Langitan. Quick facts Abdullah Faqih, Meninggal, Pekerjaan, Dikenal... ▼ Abdullah FaqihMeninggalWidang, TubanPekerjaanPengasuh Pondok Pesantren LangitanDikenal atasPoros Ahmad Marzuki ZahidPartai politikNUSuami/istriNyai Hj. KhunainahAnakUbaidillah, Muhammad, Mujib, Hanifah, Mujab, Ma’shum, Abdullah Habib, Salamah, Abdurrahman, Amirah
Langitan Rabo (20/2/2113) seusai jama’ah Isya’ diselenggarakan acara peringatan satu tahun wafatnya KH. Abdullah Faqih di musholla Agung Langitan. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa habaib, seluruh santri dan 1000 tamu undangan dari keluarga masyayikh, masyarakat Widang dan sekitarnya.
KH. Abdullah Faqih Bersama KH. Maimun Zubair KH. Abdullah Faqih adalah ulama yang kharismatik sekaligus pengasuh generasi keenam Pon. Pes. Langitan. Beliau merupakan kiai yang sederhana dengan sifat tawadu yang luar biasa. Selain itu beliau juga mempunyai kiprah yang berpengaruh bagi NU, hal ini terbukti karena seringnya beliau dijadikan rujukan oleh kaum nahdliyin. Bahkan KH. Abdullah Faqih atau yang biasa disebut Mbah Yai Faqih itu menjadi sumber rujukan Bapak Presiden keempat, yaitu KH. Abdurrahman Wahid mengenai permasalahan negara. Oleh karena itu, di bawah ini akan diungkapkan secara singkat biografi beliau. Masa Kecil KH. Abdullah Faqih dilahirkan di Mandungan, Widang, Tuban, Jawa Timur. Beliau merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Kiai Rofi’i dan Nyai Khodijah. Mengenai tanggal kelahiran beliau, masih terdapat perbedaan pendapat. Namun pendapat yang dipilih sebagaimana tertulis dalam KTP beliau. Yaitu tepat tanggal 2 Mei 1932 M. Atau 1 Muharram 1351 H. Pada hari Sabtu. Pada saat umur 7 tahun, beliau ditinggal sang ayahanda. Semenjak Ayahanda wafat, ibu beliau dinikahi KH. Abdul Hadi Zahid pengasuh Ponpes. Langitan, generasi k-4. Dan semenjak itulah, kehidupan beliau diarahkan oleh KH. Abdul Hadi, dari mondok hingga berkeluarga. Rihlah Ilmiah Setelah belajar pada KH. Abdul Hadi zahid. KH. Abdullah Faqih muda meneruskan rihlah ilmiahnya ke beberapa pesantren. Salah satunya adalah pondok pesantren asuhan KH. Ma’shum yang berada di Lasem. Pondok pesantren asuhan KH. Abu Fadhol Senori dan Pondok pesantren KH. Dalhar Watucongol, serta beberapa pesantren lain. Perjalanan rihlah ilmiah beliau itu ditempuh dengan waktu yang relatif singkat, yaitu hanya empat tahun, sebagaimana pengakuan beliau sendiri pada suatu kesempatan. “Di Lasem –mondok dua setengah tahun. Di Senori enam bulan. Setelah itu satu bulan pindah ke pesantren lain. Total semuanya tidak lebih dari empat tahun” Kata beliau. Berkeluarga dan Mengasuh Pesantren Selama mondok di Lasem, KH. Ma’shum memiliki perhatian lebih kepada KH. Abdullah Faqih Muda. Puncaknya, beliau dinikahkan dengan Nyai Hunainah binti Kiai Bisri, putri persusuan radha sekaligus keponakan KH. Maksum. Hasil dari pernikahan ini, beliau dikarunia 12 orang anak. Setelah kembali ke Langitan dengan memboyong keluarga, beliau langsung ikut mengabdi ke pesantren. Pada saat KH. Abdul Hadi Zahid wafat karena usia lanjut, beliau ditetapkan sebagai pengasuh pesantren didampingi KH. Ahmad Marzuqi yang juga merupakan pamannya. Pada saat mengasuh pesantren, beliau dikenal sebagai kiai yang disiplin. Rajin terus ke kamar-kamar untuk mengajak belajar, musyawarah, dan shalat malam. Begitu pula dalam ketertiban suasana, beliau cinta kebersihan sehingga kondisi pondok yang tidak bersih akan mendapat perhatian serius dari Beliau. Selain itu, Pada masa mengasuh pesantren, banyak ide dan gagasan beliau yang disalurkan dan masih ada hingga saat ini. Sebagaimana yang terjadi dalam model kepengurusan pondok, dimana beliau merumuskan empat pilar kepengurusan pesantren, yaitu Majelis Idarah, Majelis An Nuwwab, Majelis Tahkim, dan Majelis Amn. Wafat Tepat pada hari Rabu, 29 Februari 2012 M. Usai shalat maghrib sekitar pukul WIB, beliau dipanggil ke hadiratnya. Bumi pun berduka karena ditinggal ulama yang penuh kharisma. Kabar meninggalnya beliau langsung tersebar melalui pesan antar mulut, sms, dan dunia maya. Beliau dimakamkan pada pukul Wib. Hari Kamis, 1 Maret 2012 M. Diantara pusara para pendahulu pengasuh pesantren Langitan.

AbdullahFaqih Langitan Tuban Editor By Unknown on Sabtu, 14 Desember 2013 | 15.49 Bila kamu memperhatikan kehidupan rumput di halaman pondokmu atau di sawah belakang sekolahanmu, maka kamu akan dapatkan padanya keteladanan daya survive yang tinggi.

Jakarta ANTARA News - Senior cleric KH Abdullah Faqih, who was the leader of the Langitan Islamic boarding school in Widang, Tuban, East Java, passed away at the age of 82 at around on Wednesday in his home in the school compound."His demise is a great loss not only for Nahdlatul Ulama NU but also the Indonesian nation," NU`s general chairman KH Said Aqil Siroj, said here on expressed deep condolences over the death of the senior cleric. "His activities in building NU and instill nationalism among his students have made him a respected cleric," he said. He called on all Moslems who could not come personally to pay respect to him to conduct special prayers for him. KH Abdullah Faqih is scheduled to be buried on Thursday. Khofifah Indar Parawansa, the chief of NU`s women wing, said Indonesia had lost a strong spiritual figure. KH Fakih was known and heard of because of his nationalist ideas raised during the start of the country`s reform movement. The late former president Abdurahman Wahid often used his statement as a reference for the reform movement especially when he set up the National Awakening Party PKB and decided to run for president. SYS/H-YH/S012 KH Ahmad Fatih Syuhud telah menempa ilmu agama dan umum pada banyak ulama dan cendekiawan, baik dalam maupun luar negeri. Para Guru beliau antara lain : 1. Berguru dengan ayah beliau KH. Syuhud Zayyadi, Malang 2. Mondok di pesantren Sidogiri KH. Abdul Alim Abdul Jalil Sidogiri 3. Mondok di pesantren Sidogiri KH. Nawawi Abdul Jalil Sidogiri 4. owTE.
  • htp3t1scx3.pages.dev/132
  • htp3t1scx3.pages.dev/364
  • htp3t1scx3.pages.dev/366
  • htp3t1scx3.pages.dev/268
  • htp3t1scx3.pages.dev/215
  • htp3t1scx3.pages.dev/247
  • htp3t1scx3.pages.dev/24
  • htp3t1scx3.pages.dev/46
  • htp3t1scx3.pages.dev/345
  • silsilah kh abdullah faqih langitan