loading...Acha Septriasa dan Reza Rahadian menjalani hubungan yang rumit dalam film drama Layla Majnun. Foto/Netflix JAKARTA - Reza Rahadian dan Acha Septriasa bermain dalam film "Layla Majnun", yang merupakan hasil adaptasi bebas dari kumpulan puisi klasik karya Nizami Ganjavi. Pada abad ke-12, Nizami yang merupakan penyair Persia Iran yang berasal dari Azerbaijan, membuat puisi "Majnun Layla" atau "Layla and Majnun". Ini adalah sebuah kisah cinta tragis mirip Romeo dan Juliet, yang diakui dunia sebagai salah satu karya sastra klasik dari Arab. Hingga kini, puisi tersebut sudah banyak diadaptasi menjadi beragam bentuk, dari novel hingga film. Karena diadaptasi dari rangkaian puisi, tak heran bahwa film "Layla Majnun" yang disutradarai Monty Tiwa punya banyak dialog-dialog puitis. Di antaranya juga menerjemahkan puisi karya Nizami ke dalam bahasa Indonesia untuk dibacakan oleh Samir Reza Rahadian, mahasiswa S2 warga Azerbaijan yang jatuh cinta pada Layla Acha Septriasa.Foto NetflixBeberapa puisi dan dialog dalam film ini pun dibuat dalam format bahasa Indonesia baku, yang menurut Reza dan Acha jadi sangat menarik, apalagi saat ini penggunaan bahasa Indonesia - terutama di media sosial - sangat fleksibel dan bertabur bahasa slang. "Apakah puisinya akan engage dengan penonton, yang namanya apresiasi seni tidak bisa dipaksakan, tergantung penonton. Tapi kalau disampaikan dengan baik akan 'sampai' ke penonton," kata Reza dalam sesi wawancara roundtable "Layla Majnun" yang digelar Netflix pada Selasa 9/2 lalu. Reza lalu menyebut bahwa dia selalu senang saat menonton film-film klasik Indonesia karena punya dialog yang bagus. "Film "Tiga Dara", "Dua Tanda Mata" itu bahasa Indonesianya cantik banget," ujar aktor terbaik FFI untuk film "3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta", "Habibie & Ainun", serta "My Stupid Boss" itu. Baca Juga Diminta Berakting Bersama Anjing dalam 'June & Kopi', Acha Septriasa Sempat Ragu Acha pun setuju dengan Reza, sambil menyebut bahwa kalau aktor dan aktrisnya mampu membawakan dialog puitis dengan intonasi yang tepat, maka penonton akan ikut merasakan emosinya. "Harus flowy, mengalir," kata Acha yang menganggap dialog dalam "Layla Majnun" menggunakan bahasa Indonesia yang detail, sampai-sampai terkadang dia harus mencari tahu dulu Netflix"Layla Majnun" bercerita tentang Layla Acha Septriasa, seorang perempuan cerdas dan mandiri yang mendapat tawaran menjadi dosen tamu di kelas berbahasa Indonesia di sebuah universitas di Azerbaijan. Sebelum berangkat, Layla dilamar oleh Ibnu Baim Wong, lelaki dari keluarga terpandang yang berniat mencalonkan diri sebagai bupati dalam pilkada. Layla menerima tawaran berbau perjodohan tersebut, dengan syarat dia diizinkan pergi ke Azerbaijan dan dibolehkan terus mengajar. Di negara tersebut, Layla lalu bertemu Samir, salah satu mahasiswanya yang cerdas, yang membuat Layla terpikat. Layla pun berada dalam persimpangan, antara memenuhi janjinya pada Ibnu atau jujur pada perasaannya terhadap Samir. Menurut sutradara Monty Tiwa, cerita asli kisah Layla yang dibuat Nizami Ganjavi banyak mengambil unsur sufistik serta cinta manusia pada Tuhan. Namun cerita "Layla Majnun" yang dibuat Monty disesuaikan untuk penonton Juga 10 Film Netflix yang Paling Banyak Ditonton Sepanjang Sejarah Setelah Perilisannya "Layla Majnun" disyuting di Indonesia dan Azerbaijan, tepatnya di ibu kota Baku. Syuting di Azerbaijan dilakukan pada 1 November hingga 12 Desember ini menjadi film reuni antara Monty, Acha, dan Reza setelah sebelumnya tergabung dalam film "Test Pack" pada 2012. Dalam film ini, Acha berhasil meraih piala FFI untuk aktris pemeran utama terbaik, sementara Reza masuk menjadi nomine aktor pemeran utama kamu yang mau menonton, film "Layla Majnun" tayang di Netflix mulai hari ini 11/2. itaPUISILAILA MAJNUN. Hanya kata “Laila” yang sangat berarti. Ketika orang membicarakan hal lain, majnun akan menutup telinganya dan mengunci mulutnya. Katakan padanya: “Orang yang telah mengorbankan segalanya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Laila Majnun ; Legenda Cinta Dari PersiaSuatu hari Ibnu Sina bersama teman-temannya melakukan perjalanan di sebuah kota. Dalam perjalanan itu, Ibnu Sina dan teman-temannya bertemu dengan seorang bijak dan alim bernama Hayy bin Yaqzhan. Karena sangat tertarik dengan keilmuan dan kepribadian Hayy, Ibnu Sina pun memohon kepada Hayy untuk bisa menemani perjalanan Hayy, kemanapun dia mau pergi. Hayy yang mengerti kapasitas Ibnu Sina dalam sekilas pandangannya, menola permintaan Ibnu Sina tersebut. Kepada Ibn Sina, Hayy menjelaskan bahwa tidak mungkin Ibnu Sina bisa mengikutinya karena Ibnu Sina masih sangat terikat dengan teman-teman yang mengirinya. Cerita diatas bukanlah cerita sesungguhnya tentang Ibn Sina. Namun itu adalah novel alegoris Ibnu Sina sendiri dalam bukunya yang berjudul Hayy bin Yaqzhan. Dalam novel tersebut, profil Ibnu Sina adalah wakil dari orang yang serba sangat rasional. Sementara teman-teman Ibnu Sina adalah orang yang terlalu berkutat dengan hal-hal indrawi atau mengikuti segala keinginnya. Sementara Hayy adalah sufi bijak dan alim. Jadi meski Ibnu Sina adalah orang yang pintar dan rasional, dia tidak akan pernah bisa mengikuti jejak Hayy yang alim dan bijak karena Ibnu Sina masih terikat dengan hal-hal bendawi dan mengikuti hawa Hayy bin Yaqzhan yang lain datang dari Ibnu Thufail. Seorang filosof Andalusia, dokter dan penasehat kerajaan yang juga dikenal sangat alim dan cerdas. Ibn Thufail yang hidup sepanjang 1110-1185. Dalam novel nya yang juga berjudul Hayy bin Yaqzhan, Ibn Thufail menceritakan seorang Hayy yang hidup di sebuah pulau terpencil dan hanya diasuh oleh seorang Rusa ketika Rusa betina yang selama ini mengasuh Hayy, meninggal dan ketika melihat jasad Rusa tersebut, Hayy mendapat pelajaran penting tentang jasad dan jiwa. H ayy berkesimpulan mestinya dalam hidup ini ada sesuatu yang tidak terlihat tapi itulah yang menjadi penggerak utama. Kesimpulan itu datang karena Rusa yang mengasuhnya sudah tidak bisa bergerak lagi, namun semua organ tubuh nya masih lengkap sempurna. Tidak ada yang itu Hayy bertemu dengan Absal yang alim dan bijak yang mau bertafakur di pulau tempat Hayytinggal. Dari Absal lah Hayy mendapat berbagai macam pencerahan tentang apa itu Allah, Quran, Sunnah, Nabi dan merasa apa yang dipaparkan Absal itu tidak jauh berbeda dengan hasil refleksinya selama ini. Setelah itu Hayy mengikuti saran Absal untuk menyebarkan hasil refleksinya ke dunia luar dan bertemu dengan Salaman yang mempunyai pengikut yang banyak. Namun Hayy kesulitan menyebarkan hasil refleksinya yang sangat substansial tersebut. Banyak orang yang tidak bisa menerima cara pandang Hayy tentang agama. 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya
Kumpulan puisi dan syair cinta yang memilukan tentang kisah cinta Laila dan Majnun. Laila Layla dan Majnun adalah sebuah kisah legenda dari tanah Arab yang berkisah tentang sepasang kekasih yang menjalin kisah cinta abadi atau cinta sejati yang berakhir kisahnya, Qays adalah seorang lelaki biasa mengenyam pendidikan di suatu sekolah agama, ia bertemu seorang gadis bernama Laila Layla ia jatuh cinta pada Laila, Sebagai bentuk rasa cintanya, Qays tak dapat mepersembahkan apapun selain puisi-puisi yang terkagum pada puisi Qays, menaruh perasaan yang sama terhadapnya. Qays yang tergila-gila pada Laila terus-menerus menulis puisi yang memuji dan mengagungkan sosok yang dijuluki Majnun atau “gila” oleh orang-orang lantaran ketergila-gilaannya terhadap Laila memberanikan diri untuk meminta restu ayah Laila. Hasilnya, ayah Laila menolak beralasan bahwa jika pernikahan itu terjadi, kehormatan keluarganya akan memutuskan untuk mengembara, ia menjalani hidup pengasingan dan kesendirian. Dalam keterpurukannya, ia tak henti-hentinya menulis puisi yang berkisah tentang kekasih cerita , Layla meninggal karena patah hati karena tidak bisa melihat calon kekasihnya. Majnun kemudian ditemukan tewas di hutan belantara pada tahun 688 M, dekat makam Layla. Dia telah mengukir tiga ayat puisi di atas batu dekat kubur, yang merupakan tiga ayat terakhir yang dikaitkan dengannyaNah kisah antara laila dan Qays Majnun inilah yang dikisahkan dalam kumpulan puisi laila dan majnun dan syair laila majnun dalam kisah cinta yang memilukan di terbitkan blog puisi dan kata bijak yang berkisah tentang cinta Laila dan Puisi Dan Syair Cinta yang Memilukan Tentang Kisah Laila dan MajnunBerdasarkan Wikipedia, Layla dan Majnun adalah sebuah puisi naratif yang disusun pada tahun 584/1188 oleh penyair Persia Niẓami Ganjavi berdasarkan kisah Arab semi-historis tentang penyair Qays ibn Al-Mulawwah dan wanita kesayangan Layla binti Mahdi.Bagaimana cerita cinta Laila dan Majnun dan kata-kata Laila dan Majnun dalam kumpulan puisi cinta dan syair Laila Majnun, kisah cinta paling memilukan yang Pernah Terjadi dalam Sejarah lebih jelasnya silahkan disimak saja 15 puisi cinta Laila dan Majnun dan syair laila majnun diterbitkan dibawah ini. 01. Berlalu MasaBerlalu masa, saat orang-orang meminta pertolongan padakuDan sekarang, adakah seorang penolong yang akan mengabarkan rahasia jiwaku pada Layla?Wahai Layla, Cinta telah membuatku lemah tak berdayaSeperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki hartaCinta laksana air yang menetes menimpa bebatuanWaktu terus berlalu dan bebatuan itu akan hancur, berserak bagai pecahan kacaBegitulah cinta yang engkau bawa padakuDan kini hatiku telah hancur binasaHingga orang-orang memanggilku si dungu yang suka merintih dan menangisMereka mengatakan aku telah tersesatDuhai, mana mungkin cinta akan menyesatkanJiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentariBagiku cinta adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mataRemaja manakah yang dapat selamat dari api cinta?02. Layla Telah DikurungLayla telah dikurung dan orangtuanya mengancamkuDengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagiAyahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padakuBukan karena apapun juga, hanya karena aku mencintai LaylaMereka menganggap cinta adalah dosaCinta bagi mereka adalah noda yang harus dibasuh hingga bersihPadahal kalbuku telah menjadi tawanannyaDan ia juga merindukankuCinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undangIa bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa kamiDan kini kami akan mati karena cinta asmara yang telah melilit seluruh jiwaKatakanlah padaku, pemuda mana yang bisa bebas dari penyakit cinta?03. Wahai Layla KekasihkuWahai Layla kekasihkuBerjanjilah pada keagungan cinta agar sayap jiwamu dapat terbang bebasMelayanglah bersama cinta laksana anak panah menuju sasaranCinta tidak pernah membelengguKarena cinta adalah pembebas, yang akan melepaskan buhul-buhul keberadaanCinta adalah pembebas dari segala belengguWalau dalam cinta, setiap cawan adalah kesedihanNamun jiwa pecinta akan memberi kehidupan baruBanyak racun yang harus kita teguk untuk menambah kenikmatan cintaAtas nama cinta, racun yang pahit pun terasa manisBertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pecintaDunia ada karena ada cinta04. Wahai Angin Sampaikan Salamku pada LaylaWahai angin sampaikan salamku pada Layla!Tanyakan padanya apakah dia masih mau berjumpa denganku?Apakah ia masih memikirkan diriku?Bukankah telah kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?Hingga diri ini terlunta-lunta, sengsara di padang pasir gersangWahai kesegaran pagi yang murni dan indah!Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku?Belailah rambutnya yang hitam berkilauUntuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatikuWahai angin, maukah engkau membawakan keharuman rambutnya padakuSebagai pelepas rinduSampaikan pada gadis yang memikat hati ituBetapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannyaHingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupanAku merangkak melintasi padang pasirTubuh berbalut debu dan darah menetesAirmataku pun telah keringKarena selalu meratap dan merindukannyaDuhai semilir angin pagi, bisikkan dengan lembut salamkuSampaikan padanya pesanku iniDuhai Layla, bibirmu yang selaksa merah delimaMengandung madu dan memancarkan keharuman surgaMembahagiakan hati yang memandangBiarkan semua itu menjadi milikku!Hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamuKecantikanmu telah menusuk hatiku laksana anak panahHingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbangBerbagai bunga warna-warni menjadi layu dan matiKarena cemburu pada kecantikan parasmu yang bersinarEngkau laksana dewi dalam gelimang cahayaSurgapun akan tertarik untuk mencuri segala keindahan yang engkau milikiKarena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal di bumi!Duhai Layla, dirimu selalu dalam pandanganSiang selalu kupikirkan dan malam selalu menghiasi mimpiHanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuranJeritanku menembus cakrawalaMemanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbuTahukah engkau, tahi lalat di dagumu itu seperti sihir yang tidak bisa aku hindariIa menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmuMembuat insan yang lemah ini tidak lagi mempunyai jiwaKarena jiwaku telah tergadaikan oleh pesonamu yang memabukkanJiwaku telah terbeli oleh gairah dan kebahagiaan cinta yang engkau berikanDan demi rasa cintaku yang mendalamAku rela berada di puncak gunung salju yang dingin seorang diriBerteman lapar, menahan dahagaWahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyapTapi biarkan pesonamu tetap abadi selamanya di hatiku05. Duhai, Betapa Besar Bahaya yang MenghadangDuhai, betapa besar bahaya yang menghadang agar dapat berjumpa denganmuKukorbankan semua yang aku milikiKuubah diriku, hingga engkau pun tidak mengenalikuKuayunkan langkah dengan tetes air mataDan setelah memasuki perkampunganmuKubuang semua tanda-tanda yang dapat membuat orang mengenalikuKuikat diriku dengan rantai, bagai budak belianBerjalan sambil menadahkan tangan, meminta sedekahDan bocah-bocah itu tidak suka melihatkuMereka berkumpul mengelilingikuMenghardik dan melemparku, seperti anjing berbahayaKini aku datang di dekatmuDuhai Layla, tak mampu kutahan air mata yang menetesKasihanilah kelemahankuKarena begitu berat penderitaanku06. Kerabat dan Handai-Taulan MencelakuKerabat dan handai-taulan mencelakuKarena aku telah dimabukkan oleh kecantikan LaylaAyah, putera-putera paman dan bibiMencela dan menghardik dirikuMereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsuNafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteruMereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabatCinta hanya mengenal kasih sayangKubertanya dalam kalbu, ada apakah gerangan?Keluarga Layla tak akan menjual anak gadisnyaBerapapun harga yang ditawarkanDan keluargaku tak hendak membeliSemoga Allah menakdirkan kebaikan bagi kamiDengan kerinduan mendalam yang selalu aku simpanSemoga kelak kami dipertemukanTidakkah mereka mengetahui?Kini jiwaku telah terbagiSatu belahan adalah dirikuSedang yang lain telah kuisi untuknyaTiada bersisa selain untuk kamiWahai burung-burung merpati yang terbang di angkasaWahai negeri Irak yang damaiTolonglah akuSembuhkanlah rasa gundah-gulana yang membuat kalbuku tersiksaDengarkanlah tangisanku, suara batinkuDuhai, mereka menyampaikan kabar burukLayla sakit karena guna-gunaMereka tidak tahu, sesungguhnya akulah tabib yang ia perlukanAkulah yang mampu mengobati penyakitnyaWaktu terus berlalu, usia semakin menuaNamun jiwaku yang telah terbakar rinduBelum sembuh juaBahkan semakin parahBila kami ditakdirkan berjumpaAkan kugandeng lengannyaBerjalan bertelanjang kaki menuju kesunyianSambil memanjatkan doa-doa pujian pada AllahYa Raab, telah Kaujadikan LaylaAngan-angan dan harapankuHiburlah diriku dengan cahaya matanyaSeperti Kau hiasi dia untukkuAtau, buatlah dia membencikuDan keluarganya dengki padakuSedang aku akan tetap mencintainyaMeski banyak nian aral melintangMereka mencela dan menghina dirikuDan mengatakan aku hilang ingatanSedang Layla sering berdiam diri mengawasi bintangMenanti kedatangankuAduhai, betapa mengherankanOrang-orang mencela cintaDan menganggapnya sebagai penyakitYang meluluh-lantakkan dinding ketabahanAku berseru pada Singgasana LangitBerilah kami kebahagiaan dalam cintaSingkaplah tirai deritaYang selalu membelenggu kalbuBagaimana mungkin aku tidak gilaBila melihat gadis bermata indahYang wajahnya bak mentari pagi bersinar cerahMenggapai balik bukit, memecah kegelapan malamKeluargaku berkataMengapakah hatimu wahai Majnun?Mengapa engkau mencintai gadisSedang engkau tidak melihat harapan untuk bersanding dengannya?Cinta, kasih dan sayang telah menyatuMengalir bersama aliran darah di tubuhkuCinta bukanlah harapan atau ratapanWalau tiada harapan, aku akan tetap mencintai LaylaSungguh beruntung orang yang memiliki kekasihYang menjadi karib dalam suka maupun dukaKarena Allah akan menghilangkanDari kalbu rasa sedih, bingung dan cemasAku tak mampu melepas diriDari jeratan tali kasih asmaraKarena Surga menciptakan cinta untukkuDan aku tidak mampu menolaknyaSampaikan salamku kepada Layla, wahai angin malamKatakan, aku akan tetap menungguHingga ajal datang menjelang07. Hatiku Telah Terikat oleh Mantra KeindahanHatiku telah terikat oleh mantra keindahan, dan cinta tak dapat jiwaku berpisah dengan diriku dan menyatu dengan jiwanya yang telah menjadi ayahanda, mengapa engkau berharap aku menghilangkan cinta tulus yang ada di lubuk hati?Meskipun aku terbakar seperti lilin, aku tidak akan kecewaBiarkan aku menuruti panggilan jiwa meskipun cinta telah membelenggu dan memberi pakaian duri padaku!Wahai, Ayah, cinta adalah rahmat dari Surga dan menjadi berkah bagi Langit yang menuntunku, maka cintaku pada Layla tulus dan suciCinta yang melahirkan angan-angan serta nafsu, adalah cinta yang bersumber dari seperti itu akan mudah berubah jika apa yang diangan-angankan tidak sesuai dengan pada Layla tidak bersumber dari bumi, ia menyala dengan kebenaran Surga dan akan abadi yang menuntunku terbang bersama sayap-sayap cintaBagaimana mungkin aku akan melepaskan diri, sedang Surga telah menunjuk dan mengilhamkan cinta padaku08. Seseorang Memanggil-manggil NamamuSeseorang memanggil-manggil namamu saat kami berada di lereng bukit MinaMendengar namamu terguncanglah hatiku karena sedihDuhai lelaki itu tidak mengetahui betapa suci namamuMengapakah ia memanggil nama Layla dengan seenaknya?Apakah ia tidak tahu dengan menyebut namamuBerarti ia menerbangkan seekor burung yang telah bersarang di hatikuIa memanggil nama LaylaSemoga Allah membukakan kedua matanyaUntuk melihat betapa pesonamu tak mampu dia bayangkan09. Aku Menuruni Lembah Wadiyain yang IndahAku menuruni lembah Wadiyain yang indahSebagai seorang tamu dari penghuninyaAku akan tetap berada di lembah WadiyainMenghirup udaranya yang segar dan airnya yang jernihAku tidak akan kembaliKecuali jika di atas ada yang menantiDi dini aku tidak seorang diriBinatang-binatang liar dan buas menjadi sahabatkuAku tidak akan raguMengapa aku harus raguBila kasih Layla hanya tertuju padakuSahabat karib dan kekasihnyaMengapa aku harus raguJika jiwaku senantiasa mengharapkan LaylaSungguh, angin telah datangMembawa pesan LaylaIa berjanji, meski tidak pernah bersua di duniaAkan tetap menungguku di pintu surgaSungguh dunia yang indah akan bermuram durjaBila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasihDan tiada seorangpunYang dapat menghibur hatimu10. Carilah Layla yang LainBanyak orang berkataBersenanglah engkau dengan gadis lainItu adalah kata pelipur-laraNamun menjadi duri dalam hatikuKukatakan kepada merekaDengan air mata berderaiDan hatiku hancur luluhSayap cinta telah memelukDan membawa jiwaku terbangAku mencintai LaylaDan tidak tertarik pada gadis lainPandanganku telah tertunduk, dan mata terpejamKepada selain LaylaWahai Layla ulurkanlah tanganmuUntuk menyambut kasihkuKalbu penuh asmaraKuberikan padamuMungkin engkau diberi dua cawan minumanSatu cawan kebencianAgar engkau melupakan dirikuSedang cawan yang satu berisi anggur kesenanganAgar engkau rela menerima pinangan orang lain sebagai gantikuDuh kekasihkuKuingatkan dirimuJangan rusakkan hubunganYang orang lain selalu ingin menyempurnakanKelak engkau akan melihatBeda antara cinta dan vafsuWahai Layla, nafsu akan melemahkan hatiIa akan terus menggoda dan merayuNamun kelak akan menyesalSedih tak berkesudahanJiwa yang dipenuhi kebencianTak akan pernah menjadi muliaIa tak akan puasBila yang diharapkan tak didapatSedang diriku Layla, Demi AllahTali kasih yang telah bersemiAkan kusiram dan kupupukAgar cinta yang engkau berikan tetap terjaga selamanyaDan aku haramkan atas dirikuSegala yang tidak engkau sukaiJangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamuKarena tak sanggup kuterima amarahmuSedang gunung pun akan hancur jika engkau marahBuanglah keraguan dalam dirimuKarena cinta tidak bisa bersanding dengan keraguanAku akan selalu menjaga tali cinta kitaWalau engkau tak di sisikuNamun aku yakinCintamu selalu hadir di hatiku11. Syair Pujian untuk LaylaIBila bulan purnama tenggelamAtau matahari terlambat terbitMaka cahaya wajah Layla akan menggantikan sinarnyaSenyumnya bukan hanya berhenti di mulutNamun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnyaRembulan dan matahari akan tersipu maluKarena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata LaylaBila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diriTidak akan lagi tercipta gadis seperti diaDan aku ciptakan hanya untuk diaKata-kata pujian yang kuucapkanBagai sebutir pasir di gurun saharaTak sebanding dengan kecantikannyaKarena segala kata pujian yang dimiliki jin dan manusiaTak sebanding dengan pesonanyaDia diberi nikmat, dengan segala kebaikanBila ia hendak berjalan ke sebuah bukitMaka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanyaKarena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahanIIAdakah malam bisa menyatukan diriku dengan Layla?Atau biarkan angin malam menyebut namanyaSebagai ganti pesona tubuhnyaKarena sama saja bagikuMelihat Layla atau menatap purnama02. Bila Kakiku Terperosok, Aku Menyebut NamanyaSyair gubahan Layla untuk QaysBila kakiku terperosok, aku menyebut namanyaAku bermimpi dalam tidurku hidup bersama diaApabila disebut nama QaysHilanglah kekuatan jiwakuHatiku seperti sirna ditelan namanyaDemi Allah, hampir saja aku gila karena memikirkannyaDadaku sesak karena rinduKaumku mengancamJika Qays tidak berhenti menyebut namakuMaka darahnya akan tumpah membasahi bumiBunuhlah aku dan biarkan QaysSetelah nyawaku melayang, janganlah kalian hina iaCukup apa yang ia derita karena cintaMungkin ia akan menuduhku tidak setia dengan janjiDan aku tidak mampu mencegahnyaKucampur tinta dengan airmatakuUntuk menulis surat padanyaInilah saat perpisahan bagi orangYang akan kukurbankan jiwaku untuknyaAku khawatir jika ajalku tibaTak dapat memandang wajahnya13. Jiwa Orang yang Dimabuk CintaJiwa orang yang dimabuk cintaAkan merasa sakit karena rinduSebab pecinta ingin selalu bersamaTapi halangan tiada ada henti-hentiPecinta seperti dua ekor kijang di bukit tandusWalau tiada makanan, tetapi mereka tetap bersamaAtau seperti burung merpatiWalau terbang bebas di angkasa luasTetap saja kembali pada kekasihnyaAtau laksana ikan tunaTetap tabah walau dipermainkan ombakTimbul-tenggelam di lautWalau selalu dicaci dan dicelaBatin menjerit tubuh binasaMeski lapar dan disia-siakanNamun jiwa pecinta akan selalu memaafkanSebab pecinta tidak membutuhkan pujianDan pengorbanan pecinta tidak akan sia-siaKulihat bintang kutub dan bintang kejoraDemikian pula cintaSekecil apapun, cinta tetap berkuasa di singgasana hatiDan bagi pecintaKebahagiaan dan kesedihan sama indahnyaKarena cinta sejati tidak mengenal kesia-siaanJiwaku dan jiwa Layla akan tetap bersamaAndaipun tidak di duniaPasti jiwa kami akan bersatu di liang lahatDan kelak akan dibangkitkan bersamaHingga dapat bersatu selama-lamanyaMataku berkurban utnuk Layla dengan segenap curahan airmataBerharap liang lahatmu adalah liang lahatkuAgar jenazah kita bersatu14. Madah dari SurgaApakah yang sedang mengalir dalam jiwaku ini?Siapakah yang sedang memandangku?Apakah ia kecantikan bunga mawar?Wahai bunga mawar itu telah dicabut dari taman hatikuUntuk menjadi penghias taman yang lainNamun tidak mungkin menjadi layuWahai Layla, aku telah dimabukkan oleh rasa cintaMana mungkin aku menolak kenikmatan iniDuduklah di rumpun palem itu, LaylaAgar dapat kunikmati manisnya anggur cintamuWahai, ke manakah engkau saat aku merana, terusir dan kehilangan dirimu?Hidup hanya menjalar sesaat di uratku dan kemudian bukan milikku lagiTetapi menjadi milikmuSejak harapan tidak tersenyum lagi padakuAku hanya bisa meratapMengenang dan menyesali masa laluAku berteman derita dan hinaanKedukaan tersenyum padaku dan aku tersenyum padanyaSedang kedukaan membuat engkau ketakutanPadahal engkau yang telah menciptakannyaDiriku selalu diliputi kesengsaraanSementara engkau mereguk kebahagiaanSaat pikiranku hanyut dalam pesona wajahmu yang memabukkanEngkau pergi tanpa mengucapkan salamWahai Surga! Biarkan kematian menjauhkan kami!Kami adalah dua tubuh namun satu hatiSeperti awan musim panas dengan hujan di padang rumputBiarkan aku hanyut dalam kesedihanAsal jangan biarkan cinta Layla hilang dari jiwakuWahai LaylaMungkin sebentar lagi kematian akan menjemputDunia akan menulis riwayatkuMereka akan mengatakan telah kukorbankan diri demi rembulan indah dengan cahaya keperakanIa yang telah mengubah malam menjadi mempesonaIngatkah engkau wahai Layla, saat kita bermain bersama, mereguk anggur kebahagiaan?Engkau dengan mata hitam yang indah, memandang penuh cinta padakuDan bibir itu! Akh, aku melihat anggur cinta di sanaAku melihat betapa bahagia kita berdua!Tiada seorang pun yang mampu memisahkan kitaRasa malu dan ketakutan tidak mampu menghancurkan bunga cinta kitaKebahagiaan tak terlihat, di kuil pengasingan ituTapi bawakan aku anggur!Biarkan aku mabuk!Jauhkan kesedihan dari diriku!Rumah tanpa penerangan adalah penjaraKarena penjara benci dengan yang cocok untuk hati yang patahDan tenggelam dalam kesuraman seperti dirikuAdalah kamar bawah tanah yang jauh dari cahayaYa Allah!Selamatkan aku dari kegelapan yang tiada akhir ini!Berikan aku satu hari saja kesenangan – satu peristiwa menyenangkan!15. Kesengsaraan itu MilikkuKesengsaraan itu milikkuKesedihan telah menyatu dalam jiwakuKenangan tentang bibir yang begitu manisTelah membelenggu lidahku untuk mengungkapkan pesonanyaSaat sayap cintaku terluka dan tidak dapat terbangBurung indah mempesona yang telah lama aku cari datang di hadapankuSesungguhnya, engkau merangkai pesona bidadariDan apalah artinya diriku?Aku tidak mengetahui apapun selain engkau aku tiadaKhayalan telah menyatukan kita berduaKita melebur menjadi satuMenyatu dalam ketetapan cintaKita adalah dua tubuh dengan hati yang satu dan jiwa yang samaDua lilin dengan satu nyala api murni, semurni surgaDari bentuk-bentuk yang samaDigabung menjadi satuDua titik menjadi satuTiap jiwa mendukung satu sama lainDemikianlah kumpulan puisi cinta dan syair cinta tentang kisah cinta laila dan majnun, baca juga puisi cinta sedih dan puisi cinta romantis yang lainnya dihalaman blog puisi dan kata bijak, semoga cerita laila dan majnun dan kata kata cinta dalam bentuk puisi memilukan dapat menghibur dari hikmah kisah laila majnun
Padahaldulu pastilah kata-kata tersebut bakal kulanjutkan dengan, “Kaya wadon bae!” 😛 Jadilah aku mangkel-mangkel waktu membaca “Layla & Majnun”-nya Nizami Ganjavi, terutama dengan tingkahnya Qais – yang nantinya dapat julukan sebagai “majnun” alias gila – yang benar-benar aduh, nggak tau, deh, aku harus bilang apa sama Penulis lain menyampaikan kata-kata Layla dalam sumpahnya, “Aku bersumpah kepadamu, duhai kekasih hatiku, Aku mengikat kuat hatiku untuk mencintai Qais seperti cintaku kepada diriku sendiri. Aku kerahkan diriku menjaga seluruh ruhku dari sentuhan orang lain.” Dan akhirnya ia mengatakan وَبِهَذَا اْلعَهْد الَّذِى أَرْتَبِطُّهُ بِكَ قَدْ قَطَعَتُ عَهْدِى مَعَ مَنْ أَذَاكَ. وَكَفَانِى مَا فِيهِ ذَاكِرَةٌ لِقِيَامَتِى“Dengan sumpah/janji yang aku ucapkan, maka telah putuslah janjiku dengan orang selain dirimu. Sumpah-janjiku menjadi simpanan sampai hari kematianku.”Qais membaca surat itu berkali-kali. Kadang ia tak percaya surat itu dari kekasihnya, Layla. Beberapa kali tangannya mengusap-usap matanya, takut salah mata melihat. Tetapi kata-katanya dan bahasanya sangat dia kenal. Surat itu benar dari Layla. “Ya ini kata-kata dan bahasa Layla. Aku sangat mengenalnya”.Hatinya terus berdebar-debar dan berdegup-degup kencang. Dan dia bingung bagaimana akan membalasnya, bagaimana kata-kata yang akan ditulisnya. Dia segera mencari bahan apa saja yang ada di sana untuk bisa ditulis dan dengan alat apapun yang bisa untuk menulis. Dan kemudian dia mulai menulisnya satu baris demi satu baris dan mengulang membacanya, agar tidak الرِّسَالَة مِنِّى اَنَا الْمُضْطَرِب الْوَلْهَان . اِلَيكِ يَا مَنْ اَنْتِ قَرَارُ نَفْسِى اَنْتِ تَاجٌ عَلَى رَأْسِ سِوَايَ . وَكَنْزٌ فِى يَدِ الْغَيْرِ . وَاَنَا تُرَابٌ فِى وَادِيكِ. فَإِنْ سَقَيْتِنىِ بِمَاءِ الْوِصَالِ اَتَيْتِ الْوَرْدَ وَأَطْلَعْتِ الرَّبِيعَ. وَاِنْ لَمْ يَنَلْنِى مِنْكِ غَيرَ وَقْعِ اَقْدَامِ الْفِرَاقِ لَمْ يَثُر مِنْ اَرْضِى سِوَى الْغُبَار. وَهَأانَذَا أَسِيرُ قَيْدِى.“Ini surat dariku, aku yang gelisah dan gila, untukmu, duhai engkau yang ada di lubuk jiwaku. Engkau adalah mahkota di kepala selain aku dan kekayaan di tangan orang lain. Aku hanyalah debu di lembahmu. Bila engkau menuangkan untuk air pertemuan, engkau membawakan kembang dan menerbitkan musim semi. Bila aku memperolehmu selain berpisah jauh darimu, bumi ini tak akan menumbuhkan apa pun selain debu. Lihatlah, aku adalah tawanan yang terbelenggu.”Itu adalah bunyi surat yang ditulis sebagian penulis. Nizami menulis isi surat Layla dan Majnun lebih panjang dari ini. Seluruhnya mengungkapkan dua jiwa yang terjerat oleh rasa rindu, oleh cinta membara dengan segenap duka lara dan keriangan-keriangannya yang muncul berganti ganti dan timbul jelas bahwa Layla adalah seorang perempuan yang meskipun secara hukum sudah menikah dengan seorang laki-laki, tetapi secara hakikat dia masih tetap perawan, tetap perempuan gadis. Atau dalam bahasa populer masih suci. Nizami sang penulis mengatakan, “Lakinnaha Tazhillu Adzra” tetapi Layla tetap perawan.” Demikian juga Qais, si Majnun itu, tetap lajang. Dr. Muhammad Ghanimi Hilal dalam bukunya yang terkenal “Al-Hayah al-Athifiyyah Baina al-’Udzriyyah wa al-Shufiyyah” menginfomasikan kepada kita bahwa para penulis kisah Layla-Majnun sepakat bahwa انَّ لَيْلَى بَقِيَتْ عَذْرآء طِيْلَةَ حَيَاتِهَا حَتَّى غِيبَتْ فِى لَحْدِهَا“Sesungguhnya Layla tetap perawan sampai akhir hayatnya.”Nizami bercerita bahwa sesungguhnya suami Layla, Ibn Salam, pernah suatu saat memukul Layla, karena ajakannya untuk berhubungan intim ditolak isterinya itu. Layla tak menangis, meski sakit. Tetapi hatinya tak rela. Dengan tenang dia kemudian bersumpah di depan “suaminya” itu untuk tidak akan menyerahkan tubuhnya kepada laki-laki selain Qais, bahkan meski dipaksa dengan cara apa pun, dia siap untuk Ibnu Salam hanya bisa memandanginya dan mengawasi saja. Sementara Layla tetap mencintai Qais. Ia juga mengirim surat kepada kekasihnya seraya mengabarinya bahwa ia masih tetap suci sebagaimana dahulu kala.BersambungKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Laila Majnun, adalah kisah percintaan dramatis berlatar belakang tradisi Arab pada abad pertengahan, antara Laila puteri bangsawan yang cantik jelita dengan Majnun putera hartawan yang budiman. Hubungan cinta kedua sejoli ini bergetar ketika umur Laila 12 tahun dan Majnun 13 tahun. Percintaan yang terlalu dini ini tidak direstui oleh keluarga kedua belah pihak, sehingga terjadilah pemutusan hubungan. Laila dikurung ketat di dalam kamarnya sehingga Majnun tak dapat lagi menemuinya. Jangankan berbicara dengannya, mendengar suaranya pun tak bisa lagi. Hanya bayang-bayang yang menyiksa diri….Situasi itu membuat Majnun menjadi puitis, bahkan mulai miring- miring. Orang sekampung menganggapnya gila majnun artinya gila, karena ia selalu bicara bergaya puisi mengenai Laila. Dengan susunan kata-kata dalam kehampaan yang indah. Dalam kegilaan tak tertahankan itu, Majnun memutuskan untuk membuang hidupnya, mengembara seorang diri di padang pasir yang kejam, tidur menjelapak di reruntuhan bangunan tua, campur-baur dengan serigala. Yang dilakukannya setiap hari hanyalah merenungi nasib, meratapi cinta, menyebut-nyebut nama Laila. Jika ada orang bertemu dengannya ia langsung membacakan puisi tentang Laila. Jika ada angin bertiup dari arah desa Laila, ia menadahkan badannya untuk menghirup sebanyak-banyaknya angin yang telah menyentuh Laila sebelumnya. Hanya Laila dalam setiap tarikan nafasnya, o…, hanya ada Laila!Ketika ia mendengar kabar Laila telah dinikahkan oleh orangtuanya kepada lelaki lain, Majnun menangis sejadi-jadinya. Ialah tangisan yang merobek langit, mencerca rembulan, memaki bumi. Akan tetapi di akhir tangisan itu ia memperoleh pencerahan, ialah pemahaman mengenai makna cinta, kasih sayang, rindu dan kekasih, dalam arti yang setinggi-tingginya. Pada akhirnya ia tersenyum bahagia menikmati indahnya hubungan cintanya dengan Laila. Di pihak lain, Laila berkata kepada suaminya itu bahwa ia takkan pernah menjadi isteri bagi suaminya, sebagaimana lazimnya. “Segeralah cari perempuan lain!” ia berkata. Dan hanya itulah perkataan yang pernah diucapkannya kepada suaminya itu, selanjutnya mereka tak pernah memiliki hubungan dalam hal apa pun!Laila dan Majnun pernah bertemu dalam satu kesempatan. Ketika itu mereka hanya mampu saling berpandangan, dan Majnun menunjukkan penderitaannya sebagai orang gila sebagai bukti cintanya. Sebagai balasannya Laila berkata “Engkau dapat melampiaskan kerinduanmu dengan puisi, dengan berlaku gila, dengan berteriak sesuka hati. Tetapi aku memendamnya seorang diri, membiarkan api membakar tubuhku dari dalam, bertahun-tahun. Jadi, siapa di antara kita yang paling menderita?”Itu adalah pertemuan terakhir mereka. Ketika mendapat kabar Laila meninggal dunia, Majnun datang menjiarahi makamnya. Di pusara itu sekali lagi Majnun menangis, menyandarkan kepalanya di atas pusara itu, dalam nikmat cinta. Ia membiarkan takdir menjemputnya dalam kerelaan untuk menyempurnakan kebahagiaanya dalam memiliki kekasih. Majnun pun meninggal dunia di pusara itu dengan tenang, tanpa seorang pun tahu!*****Pengarang Kisah Laila Majnun adalah seorang ulama sufi, Syech Maulana Hakim Nizhami, lahir di Kota Ganje, Ajerbaijan pada tahun 1155 M dan meninggal pada tahun 1223 M. Nizhami belajar Ilmu Sufi langsung kepada Nabi Chidir As. Kisah Laila Mjnun sendiri berlatar belakang Kota Baghdad, Iraq, sebelum datangnya serangan Byzantium yang menandai bangkitnya Kerajaan Romawi Konstantinopel. Kisah Laila Majnun yang karya aslinya terdiri dari 4500 sajak, telah menjadi bacaan populer ummat manusia selama berabad-abad, bahkan sampai hari ini. Kisah itu pula dipercaya telah mengilhami Williem Shakespeare ketika meciptakan naskah drama klasik Romeo dan Juliet, juga mengilhami Max Havelaar dalam Saijah dan Adinda. Rama dan Shinta, Tom and Jerry, dan sebagainya. Bahkan gaya bahasa pujangga dunia Khalil Gibran asal Lebanon dengan prosa liriknya yang terkenal, sangat kental mengadopsi gaya bahasa Laila Majnun. Berikut kutipan sajak yang dibacakan oleh Majnun dalam kegilaannya“Oh, lilin jiwaku. Jangan kau siksa diriku ketika aku mengelilingimu. Kau telah memikatku, merampas tidurku, akalku juga tubuhku.”Laila adalah cahaya malam, Majnun adalah sebatang lilin. Laila adalah keindahan, Majnun adalah kerinduan. Laila menabur benih cinta, Majnun menyiraminya dengan air mata. Laila memegang cawan cinta, Majnun berdiri mabuk oleh aromanya.“Aku bagaikan orang yang kehausan. Kau pimpin aku menuju sungai Eufrat, lalu sebelum sempat aku minum, kau menarikku dan kembali ke kawasan panas membara. Padang pasir yang tandus. Kau mengajakku ke meja jamuan, tapi tidak pernah mempersilakanku makan! Mengapa kau menampakkannya kepadaku di awal, jika tidak pernah berniat untuk membiarkan aku memiliki hartaku.?”Banyak pengamat menilai, cinta dan kasih sayang’ dalam kisah Laila Majnun ini adalah cara berekpressi pengarangnya, Syech Maulana Hakim Nizhami, dalam mencintai Tuhannya. Selamat Siang, KompasianaSumber bacaan Laila Lihat Filsafat Selengkapnya
SrTXq1x.